|
Andres Iniesta - FC Barcelona |
World Football-Comm.
Satu hari yang mengubah sejarah FC Barcelona selamanya. Ungkapan dari Francesc Tomas dalam tulisannya yang dilansir ESPN ini mungkin tepat ditujukan untuk menggambarkan kedatangan Andres Iniesta di La Masia kala itu. Tomas menyaksikan perkembangan Iniesta sejak di La Masia sebab sepupunya juga menjadi pemain akademi Barca selama beberapa musim, satu tim dengan Iniesta kecil.
Seorang anak baru bertubuh mungil dan amat pendiam bergabung ke tim akademi Barca. Dia memperkenalkan diri dengan nama Andresito dan berujar baru pindah ke Barcelona dari Albacete. Dia tak berkata lebih dari itu. Namun, memang nyatanya dia tak perlu berkata lebih. Sesaat latihan dimulai, bocah kecil itu sudah menunjukkan takdirnya untuk menjadi seorang bintang.
Bermain sebagai seorang gelandang yang tepat berada di depan lini pertahanan dan mengalirkan bola ke depan, talenta Iniesta kecil saat itu dilihat serupa dengan bakat Luis Milla, Guillermo Amor, ataupun Pep Guardiola. Kala itu, dia cuma bermain 25 menit, tapi jelas bakatnya amat luar biasa.
Turnamen besar pertama Andresito dengan El barca datang pada ajang Brunete Futbol 7 U-11 saat jeda libur Natal pada tahun 1996. Saat itu, ada ekspektasi besar yang berada pada pundak si bocah asal Albacete. Sebab, saat bermain bersama Albacete empat bulan sebelumnya, dia berhasil tampil mengesankan.
Pada turnamen itu, Barcelona harus menghadapi tim seperti Everton, Red Star Belgrade, Benfica, dan Real Madrid di putaran pertama. Mereka berhasil lolos setelah kalah menyakitkan 1-3 dari Los Blancos pada pertandingan terakhir fase grup. Ini jelas mempengaruhi mental tim muda Barca pada laga selanjutnya.
Kendati saat itu Iniesta kecil berhasil menunjukkan kebintangannya dengan memberi banyak assist dan mencetak sejumlah gol penting, Barca harus tersingkir setelah kalah dari Athletic Bilbao di semifinal. Menyakitkan, karena kekalahan itu ditentukan lewat adu penalti. Tentu saja, Andresito tak termasuk sebagai pemain yang gagal mengkonversi gol.
Nyatanya, turnamen Brunete itu menjadi kompetisi pertama dari banyak kompetisi kelas atas sang midfielder berkostumkan Blaugrana. Ajang International Nike Premier Cup datang beberapa tahun setelahnya, lagi-lagi Iniesta tampil gemilang. Setelah membawa Barca U-15 meraih kemenangan dan mencetak gol pada menit akhir, dia terpilih menjadi pemain terbaik dalam turnamen itu.
Kepiawaiannya di lapangan hijau terus mengingatkan orang akan versi yang lebih baik dari seorang Pep Guardiola yang kala itu menjadi kapten tim utama Barcelona. Hanya tinggal menunggu waktu sebelum Iniesta mendapatkan panggilan untuk bergabung dengan tim nasional Spanyol, di mana dia akhirnya mempunyai ikatan kuat dengan Fernando Torres yang masih bermain bagi Atletico Madrid. Duet keduanya berhasil membawa Spanyol menjadi juara Euro U-16 pada 2001 silam. Dia pun berhasil meraih gelar U-19 Euro satu tahun sesudahnya.
Sinar kebintangan Iniesta terus melejit, apalagi Louis Van Gaal akhirnya menurunkannya untuk debut di Liga Champions melawan Club Brugge pada akhir 2002. Saat itu, usianya baru 18 tahun. Namun, dia sudah berbagi kamar ganti dengan nama-nama bintang sekelas Frank De Boer, Luis Enrique, Overmars, Kluivert, atau Cocu. Tapi, dia tampaknya tidak peduli, tetap menjadi sosok yang pendiam saat pembicaraan tim, tapi berbicara keras dan percaya diri saat mengolah bola.
Setelah itu, Iniesta tak henti-hentinya mencetak sejarah dengan segudang prestasinya. Mulai dari performa melawan AC Milan pada semifinal Liga Champions 2006, keberhasilannya menaklukkan Chelsea pada 2009, hingga menjadi juara pada Piala Dunia 2010 meski dilanda serangkaian cedera dan masalah pribadi, seperti kehilangan seorang teman dekatnya, Dani Jarque. Dia menjelma menjadi seorang legenda.
"Orang terus mengatakan Xavi bakal membuat saya pensiun dari karier profesional sebagai pebola. Tapi, kenyataannya, Andres Iniesta akan melewati kami berdua," jelas Pep Guardiola mengenai kehebatan Iniesta.
Setelah 11 musim, 412 penampilan, 41 gol, dan 19 gelar dimenangi bersama Barcelona, Andresito kini lebih banyak dikenal dengan sebutan "Don" Andres Iniesta. Gol kemenangan pada Piala Dunia 2010 dan dua gelar Eropa jelas membuatnya berhak menyandang gelar itu.
Dia pun terpilih menjadi pemain terbaik Eropa tahun ini. Akan tetapi, ketenangan dan sikapnya di dalam dan di luar lapangan telah membuatnya memenangi hati jutaan orang dari berbagai penjuru dunia.
Di luar kebintangannya saat ini, toh sebagian orang yang mengikuti kariernya sejak kecil akan mengenang Andres Iniesta sebagai bocah dari Albacete yang pada suatu hari muncul di sesi laithan La Masia. Tak sadar, dirinya sedang menapak jalan untuk bersinar bersama Blaugrana dengan sentuhan magisnya.